RIOTKLAB
RK TO DEATH
Berimajinasi Tentang Politik dan Wacana Rilisan Single Baru Bersama Rand Slam
Categories: General

Pertama kali bersinggungan dengan karya Rand Slam adalah ketika saya masih aktif kuliah di Malang. Racikan rima yang unik serta tajam mengkritik pemerintah dalam menggambarkan kondisi kecamuk politik di Papua, dan berbagai macam pelanggaran di sana selalu membuat darah saya tersirap sekaligus terbakar. Menurut saya Rand Slam adalah satu penerus tonggak estafet para MC makar kawakan seperti Morgue Vanguard dan Doyz, dan itu tidak perlu dipertanyakan lagi.

Beruntung sekali saya memiliki kesempatan untuk mewawancarainya berkat bantuan Terapi Minor, selain memberi kabar bahwa dia akan segera merilis single terbaru dan rencana tour dalam waktu dekat ini. Jadi ini obrolan saya bersama Rand Slam, mungkin tidak bisa memuaskan semua pihak, tapi nikmati saja alurnya.

Kalo boleh tau Rand Slam itu asalnya dari mana ya?

Kedua orang tua saya berasal dari Makassar, tapi saya lahir dan tumbuh besar di Jayapura, lalu kemudian pindah ke Bandung ketika kuliah, dan mulai bermusik di sini.

Ceritain dong perjalanan Rand Slam dari awal terjun di Hiphop dari komunitas sampai Defbloc dan Grimloc?

Awalnya mulai serius itu dari tahun 2012, pas ketemu lagi sama joe mill(Joe Million) “Ayolah kita bikin grup, mulai ngerap bareng” dari situ standarlah masih sambil kuliah sambil ngeluarin karya sesekali. Kita ngerilis dua Mixtape di medio 2014-2015 dan kebetulan di tahun itu pula awal Joe mill bertemu Senartogok dan mulai bikin karya yang nantinya jadi LP Vulgar(2016). Saya juga sambil ngerjain materi–sampai 2016 itu mulai serius, “Ayolah kita bikin sesuatu” kata saya sama Senartogok, akhirnya ngerjainlah yang bakal jadi Johan EP. Setelah itu saya diajakin sama Ucok(Morgue Vanguard) untuk datang ke Grimloc, dan dari situ lah saya mulai sering ada di sana, sampai akhirnya diajak untuk membuat Def Bloc.

Defbloc itu dibikin sebelum saya merilis album pertama Rimajinasi(2017). Nah dari situ sampai sekarang semuanya berkat bantuan Ucok sih, kreditnya ke dia karena dia ngebantu saya membuat karya dengan Defbloc akhirnya setelah itu saya ngerilis album 9051(2020) dengan Grimloc. Akhirnya saya bisa ikutan nyari-nyari siapa yang bisa diajakin untuk berkarya bareng.

Sama dulu sambil ngerjain itu semua saya, Joe mill, sama JuTa juga tergabung dalam koletif Medium Rare. Kita bikin gerakan yang namanya Manggung Nanggung itu sekitar tahun 2016-2018-an, kita bikin manggung-manggung dadakan di mana ngajak-ngajakin orang, di situlah kami pertama kali ketemu Dzulfahmi, Matter Mos, toRa, Altarlogika, Wilco, dan anak-anak yang lain kita ketemunya di situ.

 

Apa bedanya Maraton Mikrofon sama Defbloc?

Beda mas, Defbloc itu bisa dibilang sub lebelnya Grimloc, kayak khusus yang menampung anak-anak baru dibikin 2017 waktu itu untuk ngerilis album Rimajinasi, habis itu kita ngerilis JuTa(Jutassic Park II: Thesaurus), Insthinc(TEXTACY) itu dari situ. Awalnya prakarsa dari Ucok sama Iwan(DJ Evilcuts) trus ngajakin saya ama Senartogok untuk ngelola itu. Kalo Maraton Mikrofon itu kayak side project-nya senartogok sih, itu kan awalnya dari lagu Maraton Mikrofon(2017) yang diisi oleh saya, Doyz, Joe mill, sama Senartogok.

 

Nah, ngomongin Rand Slam tidak hanya bicara tentang Hiphop dan gaya bermusiknya, tetapi juga dalam sikap politiknya. apasih referensinya dalam membuat lirik-lirik cadas dalam mengkritik pemerintah?

Sebenarnya lebih keapa yang saya lihat dalam kehidupan sehari-hari aja, apa yang saya saksikan itu yang saya coba untuk suarakan. Dengan tetap menuliskannya dalam cara yang indah gitu, secara tehnikal rap. Jadi saya awalnya dulu dengerin Wu-Tang Clan, N.W.A, Ice Cube, kemudian 2pac, mereka yang ngomongin hal-hal yang kurang lebih yang saya lanjutin sekarang. Mungkin bisa dibilang gitu sih’ awal-awalnya dari situ, tapi sekarang makin banyak lagi rapper-rapper yang ngomongin hal-hal semacam itu. jadi saya ngambil aja dari sekitar-sekitar, dari musik yang saya dengar, saya ngambil ‘oh mereka ngomongin kayak gini, mereka ngomen kayak gini’, kemudian ketika ada hal-hal yang saya rasa janggal dan harus saya suarakan yaudah diomongin aja, kurang lebih kayak gitu sih.

Karena jujur aja saya sebenarnya waktu awal ngulik itu jarang banget dengerin rap Indonesia, saya dengerinnya bener-bener ngulik dari musisi-musisi Hiphop yang di luar. Jadi saya tangkap apa yang mereka sampaikan, kemudian bagaimana jika saya mau menyampaikan topik yang kurang lebih sama dengan yang terjadi di sini dengan cara yang udah mereka tunjukin/contohin.

Ada bocoran katanya Rand Slam ada projekan kolaborasi Bersama Terapi Minor, ceritain dong, dan udah sejauh mana pengerjaannya?

Ya, saya ama Terapi Minor ada projekan kolaborasi ngerjain satu lagu bareng. Isinya tentang apa yang sejauh ini kami alami, kurang lebih seperti itu. kalo ditanya sampai tahap mana sekarang, tinggal bagian saya ajasih. Terapi Minor udah nyetor verse bagian dia, tinggal saya recording punya saya trus nanti kita lihat bagaimana untuk pengemasan dan penulisannya, semoga bisa selesai akhir tahun ini sih.

 

Ngikutin berita politik hari ini gak, sama isu perampasan ruang hidup oleh negara. Dengan kondisi sekarang bagaimana pendapat Rand Slam?

Cuma pengen bilang, kesel banget ngeliat hal-hal kayak gini terjadi, dan malah makin marak. Kadang rasanya ingin mukulin tiap aparat yang dilihat, saking muaknya. Korporasi dan pemerintah sama sekali tidak peduli dengan rakyat kecil, bagi mereka semua ini hanya permainan. Sedih rasanya ketika melihat nasib orang dipermainkan seperti ini.

Gak pemerintah, gak polisi, gak tentara, semua KONTOL! pokoknya, kebayang gak sih mas, maksutnya orang-orang ini tuh dirampas ruang hidupnya trus dengan segala macam embel-embel bahasa yang menyatakan bahwa mereka tinggal tanpa ijinlah, diberi konpensasilah, mereka gak mikir orang-orang ini udah beberapa puluh tahun tinggal di tempat yang mereka tempati itu, dan dengan seenaknya datang dan berharap orang-orang ini harus pindah gitu. Ketika tidak mau dipindah, mereka digusur, itukan ke mana pikiran-pikiran orang-orang ini, pejabat-pejabat ini, polisi-polisi tolol ini hehehe itu kayak kalo mau dikeluarin semua bisa tereak-tereak ke mana-mana.

Jujur darah tinggi saya suka kambuh kalo liat berita kayak gitu hahaha

 

Okedeh, kita balik kebermusik lagi, jadi dalam Waktu dekat selain merilis single, Rand Slam bakal ada kegiatan gigs atau tour gitu kedepannya?

Planning-nya sih gitu, kelamaan vakumnya dah lama banget hampir tiga tahunan kali ya. Jadi mulai digas lagi, Planningnya sih itu tadinya mulai dari Oktober ini cuma gatau bakal bisa dimulai apa nggak, yang jelas bakal mulai ngegigs lagi trus mulai bikin tour dululah, pulau Jawa mungkin, Kayak end of the year tour gitulah. Doain aja semoga bisa kejadian.

 

Mulai bertebaran rapper pendatang baru atau yang sedang naik daun, menurut Rand Slam, siapa emce yang perlu diperhitungkan untuk saat ini?

Banyaaak, ini yang setau saya keren, dan mungkin belum diketahui sama yang lain ya. Ada Ssensey yang baru rilis single tempo hari, ada Squirt Word, Refo, Rai Anvio, Thirtyniners dari Sukabumi, Gomeyn, Cepraso, banyak banget anjir yang keren sekarang.

Oh, ada Damero juga, dari kolektif Dreamfilled, Al Smith juga itungannya baru sih, tapi dia udah naik daun sekarang, Orang-orang udah tau dia sekeren apa. Terus ada Lil Mail, dia nih keren banget freestyle-nya, Jackpool juga, super keren, sumpah mas, flow dan cadence-nya keren banget.

 

Nah ini, nambah playlist baru kwkwkw

Balik Ke politik, kira-kira besok pemilu milih siapa nih?

Wahhh, saya mah gapernah milih mas, pemilu tai kucing. Pemilu itu adalah hal paling tolol di Indonesia. saya pertama kali bisa milih itu tahun 2009, saya datang ke TPS buat itu doang; dicoblosin aja mukanyanya semua, 2014 waktu itu sama Jomil. ya gitu aja, coblosin aja muka-muka orangnya semua, kalo bisa bawa bolpoin coret-coret aja. Tahun depan juga gitu, mungkin dibakar kertas suaranya, yang penting suara saya gak dipakai sama orang lain hehehe.

 

Ada gak pertanyaan yang pengen dijawab tapi gak pernah ditanyain sama jurnalis lain?

Mungkin soal proses kreatif ketika bikin lagu.

 

Nah, boleh certain tuh, mulai dari album Rimajinasi dan yang lainnya. Sama satu lagu yang menurut Rand Slam memiliki proses yang panjang dalam pengerjaan dan memiliki sentimen tersendiri di dalamnya?

Sebenarnya untuk proses bikin lagu, buat saya semuanya hampir sama. Dapat beat-nya dulu, kemudian saya menulis sesuai dengan apa yang saya rasain ketika denger beat-nya. Cuma metode yang saya lakuin seperti menyimpan catatan di handphone misalnya saya bisa nyatat, saya catat, misalnya lagi nongkrong di mana ketemu punchline yang bagus, ketemu lirik yang ngena, atau ketemu rima, seringnya itu saya pake buat misalnya saya nulis sesuatu, “Oh, kayaknya ini cocok masuk di sini, ini masuk di sini,” biasanya kek gitu sih. Kemudian nanti lagunya udah jadi, kemudian saya bikin lagi misalnya lagu berikutnya, “oh, ini lagunya tentang ini, topiknya tentang ini,” biasanya kalo buat album itu saya udah punya tema besarnya dulu, udah kepikiran saya mau bikin apa. kayak Rimajinasi saya sudah tau mau menulis tentang imajinasi saya melalui rima kayak gimana. Kayak 9051 saya nulis kekontolan-kekontolan yang terjadi aja, 9051 itu sleng di Papua gitu kalo jadi huruf itu jadinya “gosi” itu artinya kontol, dan lagu-nya kayak gitu.

Mungkin satu yang berkesan untuk saya itu ketika nulis, kalo masnya pernah denger lagu “Ayat” itu ada empat bar terakhir yang verse kedua.

Kami mimpikan guru engkau kirimkan tentara//Kami inginkan buku engkau pilihkan senjata//Dan serahkan emas mereka, jangan serakah//Biar Papua merdeka di tanah punya mereka.

Itutu saya dapat dua bar di awal itu sekitar 2016 ketika saya masih kerja di Jakarta, masih kerja kantoran. Saya kayaknya lagi ngelindur mau tidur, susah tidur karena kepikiran akhirnya saya tulis, dan ketika dapat beat untuk lagu ayat itu dari senartogok,”Oh ini, masukin di sini.” kurang lebih kayak gitu sih.

 

Nah, aku pengen tanya juga nih soal Papua. Rand Slam masih terkoneksi gak dengan kawan-kawan di sana, dan di Papua sendiri untuk MC lokalnya ada gak yang menyuarakan tentang isu-isu sosial yang ada di sana; selain regenerasi yang menurut saja berjalan terus karena sempat lihat ajang Hiphop battle di Youtube.

Iya, lumayan mas, walaupun gak terlalu mendalami scene di sana, cuma saya sering berkontak dengan teman-teman di sana. Banyak sebenarnya yang menyuarakan, walau mungkin gak kedengaran sampai ke sini, contohnya Felix EB, Irjanalamsyah, terus favorit saya itu EZT alias Theo Rumansara, dia juga baru rilis film perdananya yang berjudul ORPA awal bulan ini.

 

Oh iya, gimana dengan album Jaydawn(Sekte Air Mata Odin:2023), itu ngingetin saya dengan Rolling Tunder(2018), mebawa para pemadat rima makar. Apakah tidak jauh beda?

Mungkin kalo hitungannya ngumpulin MC-MC kurang lebih bisa disamainlah dari segi itunya, antara Rolling Thunder dan album Jaydawn yang kemarin, cuma kita gabisa ngebandingin satu track Rolling Thunder dengan satu album Jaydawn. Kalo Jaydawn itu konsepnya lebih menyatukan dua atau lebih MC dalam satu track, kemudian track itu dijadiin album.

Kemaren itu konsepnya adalah bagaimana para MC yang selama ini belum pernah duet/trio dalam satu lagu, kemudian disatukan dan kemistrinya dapet. Makanya kemaren kita bisa lihat di album Jaydawn ada contohnya kayak Al Smith-Narto(Cek TKP), itu lagu pertama mereka yang bareng itu di album Jaydawn gitu. Kayak Endo-Jerefundamental(Bariton Valhalla) jadi emang konsep itu yang pingin dibawa, sama dibalutin juga dengan track-track-nya harus bagus.

 

Pertanyaan terakhir, dosis musik harian!!!

Wah, hampir tiap hari selalu dengerin sih, banyaknya tentu saja Hip-hop, cuma sekarang lagi sedikit beralih ke k-pop wakakaka

Joe Budden, Clipse, Big Pun, Cool Kids, Mac Miller, Epik High, diselingin sama lagu-lagu k-pop dari Twice, Ikon, Sistar.

Comments are closed.