RIOTKLAB
RK TO DEATH
“Prime Manifez, Menyulam Nada Menjadi Bara”
Categories: General

Di ranah Hip-hop beatmaker adalah seseorang yang membuat atau menghasilkan musik dengan cara menciptakan dan mengatur berbagai jenis suara dan suara-suara drum, serta menambahkan efek-efek khusus untuk membuat lagu yang unik. Dalam dunia musik, beatmaker seringkali dianggap sebagai produser atau pencipta lagu, dan mereka dapat bekerja dengan artis, penyanyi, dan musisi lainnya untuk menghasilkan karya musik yang terbaik.
Di sini kita akan berkenalan dengan Prime Manifez, seorang produser sekaligus sound engineering asal Purbalingga, Jawa Tengah. Yang mengawali karir mengulik dunia sample based tahun 2017 saat tergabung di kolektif Def Bloc.

Sampai saat ini Prime Manifez sudah merilis beberapa single & album baik solo mau pun kolaboratif bersama beberapa MC lokal. Dia juga beberapa kali diberi kepercayaan memproduksi musik bagi beberapa MC di luar negeri.

 

. . .

 

 

 

Masih ingat gak, dulu kolaborasi pertama sama MC siapa?

Masih sangat ingat, kolaborasi pertama saya sebagai produser adalah dengan dua MC sekaligus; Matter Mos & Insthinc, yang kemudian melahirkan track “Prime Time” versi unmixed di tahun 2017. Kolaborasi yang bisa dibilang sangat mendadak, karena terjadi hanya berdasarkan ajakan via DM Twitter kala itu, hahaha.

Kadang beberapa pendengar Hip-hop masih awam dengan peran beatmaker, seberapa sentral sih peran beatmaker itu sendiri di scene Hip-hop?

Bagi saya pribadi, musik (sebagai hasil racikan beatmaker) merupakan kesatuan dengan lirik dari sang pandai kata. Musik bukan sebatas kanvas bagi pena sang MC, tapi juga latar yang membangun nuansa utuh atas tema besar dari cerita yang ditururkan sang MC. Nyawa bagi lirik/pesan yang mau disampaikan oleh si MC.

Prime Manifez ini dalam arah warna musiknya ada pengaruh MF Doom gak sih?

Secara langsung mau pun tidak, jelas ada pengaruh, salah satunya, MF DOOM pada perjalanan sonik saya hingga sampai di titik saya merasa menemukan dan mengembangkan “signature sound” saya hari-hari ini.

Oh iya, nama beat Prime Manifez yang slow yang dipake sama Dzulfahmi itu apa ya, namanya ya?
Penasaran saya.

Oh, beberapa orang nyebut style beat begitu sebagai “drumless”, karena murni hanya menggunakan elemen drum bawaan sumber samplenya, tanpa menambahkan elemen drum dari sumber di luar sample itu sendiri. Bentuk paling minimalis dari boombap, hanya menyisakan intisarinya aja, hehe. Tanpa perlu menambahkan elemen lain.

Bisa ceritain gak, gimana itu kisahnya bisa kolaborasi sama rapper luar negeri?

Prosesnya sangat organik. Saya biasa mengunggah beat-beat buatan saya termasuk flip/remix atas freestyle atau lagu beberapa rapper luar negeri yang saya suka ke Instagram dan X (sebelumnya Twitter). Dari situ beberapa dari mereka mengikuti akun saya, kemudian mengontak via DM dan obrolan berlanjut sampai jadi lagu, hehe.

Selama ini ada ngalamin gak, tetiba beat dari Prime Manifez dipakai orang tanpa ijin, atau tetiba ngontak minta beat seenaknya(nggak bayar)?

Kayanya belum, sih. Kalau pun ada, ya, gak apa-apa selama gak dipakai untuk tujuan komersil, haha. Kalau ngontak langsung minta beat gratis, belum pernah juga. Biasanya pakai bahasa “Ada beat nganggur/gak kepakai gak, Bang?”, gitu sih. Hahaha.
Mungkin relate juga dengan kebanyakan produser lain.

Oh iya, ngomongin Purbalingga, gimana scene Hip-hop di sana, dan rapper lokal yang perlu diperhitungkan dari kotamu?

Di Purbalingga, skena Hip Hop-nya masih belum seramai kota tetangganya, Purwokerto dan Banjarnegara. Tapi sependek yang saya tahu, terus berkembang dari segi penikmatnya. Mungkin begitu juga dari sisi MC-nya, cuma belum terlalu banyak yang berani memunculkan diri. Jadi biasanya kalau ada gigs masih lebih banyak melibatkan kawan-kawan dari kota tetangga juga untuk menjadi penampil. Ada satu grup yang saya ikuti, District13. Mereka paket lengkap, ada MC & produser sekaligus. Cuma karena kesibukan masing-masing personel, mereka belum sempat merilis album debut.
Semoga terus berkembang buat teman-teman yang ada di Purbalingga.

Selain itu aku mau nanyain juga buat subgenre di Hip-hop sendiri, di Indo ini kan masih terlalu Boom bap atau oldschool, yang naik kepermukaan. Apakah ada kesempatan gitu buat MC underground di genre lainnya untuk mencuat lagi ke permukaan?

Mungkin karena perkembangan skena Hip Hop lokal hari-hari ini trend-nya lagi fokus ke Hip Hop yang lirikal, yang kebetulan kebanyakan pakai kanvas musiknya boombap atau gaya oldschool, jadi kesannya hanya dua gaya itu yang naik. Padahal ada beberapa MC lokal yang lirikal tapi stylenya new school. Dan kesempatan itu pastinya sangat terbuka lebar, karena Hip Hop heads sekarang juga udah lebih banyak dapat referensi, bukan hanya fanatik pada satu gaya saja. Asal lirik/pesan yang dibawa bisa ditangkap, mau apa pun style musiknya, akan bisa diterima.
Contoh paling aktual adalah album terbaru Krowbar, Galaksi Rima Sakti.

Balik lagi ke Prime Manifez, apasih yang membedakan Prime Manifez dengan producer musik lainnya?

Dari penggunaan sumber sample, saya memilih untuk seefektif mungkin menggunakannya. Jadi hanya dengan menggunakan satu sumber sample yang saya pilih, kemudia saya pilah tiap bagiannya untuk saya potong-tempel menjadi satu kesatuan beat baru. Saya menerapkan gaya minimalis ini yang saya jadikan sebagai signature sound saya sampai hari ini yang pastinya akan terus saya kembangkan.

Untuk tahun depan, ada rencana projek gak, spill dong?

Ada beberapa proyek kolaboratif dengan MC lokal, terlibat memproduksi album penuh beberapa MC lokal, juga memproduksi beberapa musik untuk MC luar negeri. Semoga semua berjalan lancar, hehe.

Berhubung ini kita dipenghujung tahun, apa rilisan terbaik menurut Prime Manifez? (Proses wawancara ini dilakukan sebelum perayaan tahun baru 2024)

Apollo Brown & Planet Asia – Sardines
Armand Hammer – We Buy Diabetic Test Strip
billy woods & Kenny Segal – Maps
Domo Genesis & Graymatter – What You Don’t Get
Elzhi & Oh No – Heavy Vibrato
Fatboi Sharif & Steel Triple Dove – Decay
Lukah – Permanently Blackface (The 1st Expression)
Noname – Sundial
Oddisee – To What End
Rome Streetz & Big Ghost Ltd. – Wasn’t Built In a Day

Itu 10 album rilisan 2023 luar yang selama 2023 masuk dalam daftar rotasi putar tertinggiku.
Disclaimer; daftar tersebut hanya kategori 10 album rilisan 2023 yang paling intens kudengerin. Urutannya juga berdasarkan abjad, bukan berdasar mana yang paling sering dari lainnya.

Ini ada beberapa pertanyaan terakhir, lebih keproses kreatif Prime Manifez sendiri, tentang meracik nada yang itu melahiran beat yang Prime Manifez banget, sama apakah menerima request beat dari MC?

Untuk proses kreatif dalam membuat beat dari awal sampai jadi, biasanya selalu dimulai dari mencari sumber sample baik dari sumber yang sudah disimpan sebelumnya mau pun pencarian sumber sample yang benar-benar baru. Setelah mendapat sumber sample yang dirasa sesuai, saya selalu akan mendengarkannya dari awal sampai akhir, bukan hanya parsial di bagian tertentu saja. Ini saya lakukan untuk memanfaatkan sumber sample semaksimal mungkin, memastikan tidak ada bagian yang “mubazir”. Karena dari pengalaman saya sebelumnya, banyak bagian yang justru merupakan “harta karun” tak tersentuh dari satu sumber sample. Baru setelah itu memotong-tempel bagian per bagian menjadi satu kesatuan beat utuh.
Untuk request tipe beat, saya tidak menerima.

Ini pertanyaan nyeleneh, keluar dari bahasan Hip-hop, tahun 2024 sudah ada pilihan belum, dan minta tanggapannya🤣🤣

Masih tetap akan konsisten sejak pertama punya KTP & punya hak pilih, saya selalu memilih untuk tidak menggunakan hak pilih saya 🤣🤣🤣 Dalam pemilihan level apa pun. Selama sistem “demokrasi”-nya masih model perwakilan seperti ini, sepertinya akan tetap konsisten. Hahaha.

Tiga kata lucu mas?

“Politik Riang Gembira”

Comments are closed.